Semangat.....

Success Will Never come to you but you must search it.....

Rabu, 22 Februari 2012

Puisi


Sajak 21 November
Cinung Azizy
Odi,  yang Kelaparan

Kulihat Odi tengah memandangi butir-butir pasir,
Lalu kumendekatinya, seraya bertanya,
“Mengapa kamu di sini seperti semut yang menikmati ketiak taqdir?”
“Bukankah, Kita memang sebutir pasir, berserakan dan diinjak-injak?”
Jawabnya agak menyindir, yang disambut daun-daun bergetar
Dan berdzikir,
Sambil menumpahkan kesejukannya bagi muka Odi yang murung,
Lalu, ia sedikit menggumam,
Lihtlah, matahari yang tengah merajai hari,
Ia semakin memperjelas tebing-tebing yang curam
Serta jarum yang mereka suguhkan tak pernah lelah
Menyayat bangsaku hingga perut-perut kaumku
Sejak zaman setelah Soekarno,
Bahkan pada tebing-tebing itu
Tidak ada pesan apa-apa
Hanya kabut yang mencuat yang berperan membentuk kaligrafi
Dari alif hingga Hamzah, bahkan cerita yang tak akan pernah selesai.
Kupu-Kupu
Andai aku dapat memeilih,
Izinkan aku bersayap dan berwarna seperti engkau kupu-kupu
Senyumu tak sedikitpun menanggung kilauan embun empedu
Bahkan engakupun mampu meminum senyum itu samapi ke hati
Dan sering kali mencibirku
Bahwa sungai yang mengalir dalam diriku hanya parau
dan seringkali mengering
hingga aku tak mampu meminum airnya
dan dahaga yang aku ciptakan sendiri
untuk mengalirkan nayawa dari tenggorokan.

Hantu Masa Lalu
Aku dan kamu telah menyerah pada tidur malam,
Lelah dan letih
tak lagi mau berubah menjadi kereta
 yang berlari menuju negeri mimpi, sayangku.
            Terbungkuk-bungkuk di bawah beban emas permata
Dan jalan curam kemakmuran melemahkan lutut-lutut
Mataku dan matamu sama-sama diberati dengan masalah dan kelemhan
Dan, engkau menjatuhkan tubuh di atas ranjang
Mendahuluiku, sebagai tempat-tempat peristirahatan,
dari hantu-hantu ketakutan dan keputus asaan
lihatlah dengan jelas, hantu-hantu masa lalu
berjalan di antara lembah-lembah
dan letih hidupku dan merambah hidupmu

Aku Ingin Mengajakmu
Fa,
Aku ingin mengajakmu berjalan di tengah perbukitan
Karena salju telah berubah menjadi air,
Dan kehidupan telah bangun dari tidur nyenyaknya
Kini  tengah berkelana serta berlarian
 di anatar bukit-bukit dan lembah-lembah
mari kita ikuti jejak langkah musim semi menuju tempat
yang terpencil
dan mendaki sampai pucak bukit untuk meraih
inspirasi jauh di atas dataran hijau yang dingin




Lagu Keberuntungan
Engkau dan aku adalah kekasih hati
Dia mengidamkanku dan aku merindukannya
Tetapi! Aduh, diantara aku dan kamu
telah hadir pesaing yang membawakan penderitaan
dia kejam dan menuntut,
menyajikan daya pikat kosong
dia mengikuti kemanapun aku dan kamu pergi
dan mengawasi sepertiseorang pengawal, membawa
keresahan bagi cintaku

aku mencarimu di dalam hutan, di bawah pepohonan,
di sekitar danau-danau,
aku tidak bisa menemukanmu,
karena ia telah merasukimu menuju keramaian kota
dan menempatkanmu di atas singgasana gemerincing emas permata
aku memanggilmu dengan suara  kenangan
tapi kamu tidak mendengarku
karena ia telah memikatmu ke dalam ruang bawah tanah
keegoisan, tempat tinggal keserakahan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar