MENG_ABADIKAN CERITA
RAKYAT
Sesuai dengan kodratnya,
manusia senantiasa membutuhkan kerja sama dengan orang lain; Mahluk Sosial.
Hidup akan terasa aman dan tentram bila berada dalam kelompok sesama manusia
tersebut. Menggunakan akal budinya, manusia mengembangkan cara-cara untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, baik jasmanisah maupun rokhaniyah, dan dengan cara
itu manusia melahirkan kebudayaan yang dapat menjamin kepentingan bersama.
Kebudayaan sebagai hasil akal budi manusia hanya dapat dimiliki oleh suatu masyarakat
dengan mempelajarinya secara telaten.
Mempelajari kebudayaan
serta mengembangkannya lebih lanjut merupakan salah satu kemampuan manusia
menggunakan dan mengembangkan lambang untuk berkomunikasi; oleh karena itu,
bahasa sebagai sistem lambang baik lisan maupun tertulis menjadi salah satu unsur kebudayaan manusia.
Lewat bahasa, manusia
mampu menyampaiakn pikiran dan perasaannya, pengalaman-penalamannya sesuai daya
pemahamannya terhadap peristiwa-peristiwa yang telah silam. Bahasa merupakan
sistematika yang tertib menurut kaidah-kaidah untuk saling berkomunikasi.
Oleh karena itu, setiap
bahasa dianggap sempurna bila ditelisisk lebih jauh. Lewat sipemilik atau daya dukung bahasa serta
kebudayaanya. Berawal dari pemakaian bahasa, kebudayaan dapat diwariskan
turun-temurun, dengan segala perubahan sesuai dengan perkembangan masyarakat
dan zaman yang dilaluinya. Karena pada dasaranya, kebudayaan akan senantiasa
berubah, sesuai kedinamisan masyarakat pendukungnya.
Oleh karena itu, dalam
jalan pewarisan budaya manusia tidak hanya leterlek terhadap apa yang ia
dapat namun cenderung ingin mengembangkannya sesuai pemahaman dan tantangan
yang dihadapi masyarakat yang di sekitarnya. Namun perlu diingat bahwa tidak
semua unsur kebudayaan tersebut gampang untuk dirubah, khususnya yang
terangkum dalam tatanan nilai, norma kaidah dan aturan yang melandasi segala
tingkah laku masyarakat tersebut.
Dari hal tersebut, juga
tidak pula semua unsur kebudayaan dapat dipahami tanpa adanya media atau sang
penyampai serta pembimbing untuk memahamkannya, salah satunya yaitu lewat
sosialisasi yang justru lebih konservatif, melalui pendidikan, atau peran orang
tua atau senior.
Dalam hal ini, cerita
rakyat sebagai salah satu aset budaya bangsa merupakan salah satu dari beberapa
unsur kebudayaan yang tidak mampu dipahamai tanpa adanya media terutama lewat
bahasa seperti yang tertera diatas, serta medias yang seharusnya ikut andil di
dalamnya.
Cerita Rakyat
Secara harfiah cerita rakyat adalah suatu cerita yang
pada dasarnya disampaikan oleh seseorang ke orang lain secara lisan. Tokoh-tokoh
dan peristiwa-peristiwa dalam cerita tersebut pernah terjadi di masa lampau
atau hasil rekaan ssemata-mata melalui cerita tersebut.
Karena cerita rakyat dituturkan secara lisan maka unsur
utamanya adalah bahasa. Dan bahasa merupakan sistem lambang yang dianggap
lengkap dalam arti dapat memenuhi kebutuhan pemakai sebagai penutur aslinya,
maka cerita rakyatpun tentu mengandung pengungkapan yang sesuai dengan alam
serta cita rasa penuturnya. Dengan demikian wajarlah bila sipenutur merasa
akrab jika cerita rakyat dituturkan dengan bahasa ibu. Di Indonesia, sebagian besar cerita rakyat
dituturkan dalam bahasa daerah. Hal tersebeut bertujuan untuk menyajikan cerita
rakyat sesuai cita rasa aslinya, namun sesuai kondisi Indonesia yang majemuk
dari sabang sampai merauke, serta berbagai bahasa agar cerita rakyat tersebut
tersosialisasikan dan tidak mudah tenggelam akhirnya di satukan dalam bahasa
ibu yaitu bahasa indonesia, walau dengan konsekwensi sedikit hilangnya
kelembutan cita rasa dan kekhasan daerah yang tidak terungkap.
Pada dasarnya, cerita rakyat merupakan pengungkapan cita
suatu masyarakat yang memilikinya secara kreatif dan komunikatif. Dengan
melalui cerita rakyat segala khayalan dan angan-angan yang tidak dijumpai dalam
alam kenyataan dapat dituturkan. Berbeda dengan kesusasteraan tertulis, cerita
rakyat pada umumnya tidak lagi dikenal pengarangnya maupun penulisnya, karena
cerita itu dianggap sebagai miliki masyarakat yang mendukungya. Dengan cerita
rakyat yang dituturkan dari mulut kemulut, akhirnya cerita rakyatpun mengalami
perubahan bahkan terkadang penyimpangan dari bentuk aslinya, sehingga dalam
penyebarannyapun, mengalami perubahan yang signifikan. Akhirnya lahirlah cerita
rakyat dari berbagai versi, akhirnya cerita rakyat merupakan bentuk kesenian yang
hidup dan selalu berubah dan berkembang menurut selera dan citarasa penuturnya
yang lebih kemudian.
Namun, cerita rakyat merupakan suatu kesenian yang amat
penting bagi study kebudayaan ataupun study masyarakat, sebagai wacana atau
bahkan pegangan ketika mengalami pergeseran sosial.
Peran Cerita Rakyat dalam Kehidupan Sosial-Budaya
Jika
ditelaah lebih jauh, cerita rakyat yang hidup di kalangan masyarakat memiliki
peran yang sungguh bermacam-macam. Selain sebagai bentuk hiburan, dengan
mendengarkan cerita rakyat atau di zaman sekarang membaca cerita rakyat seperti
dongeng, atau legenda, seakan-akan sang pendengar atau sang pembaca diajak
untuk berfantasi kealam lain yang tidak dijumpai dalam penglaman hidup
sehari-hari.
Dengan kemajemukan masyarakat Indonesia, cerita rakyatpun
akhirnya mengalami perubahan sesuai versi atau latar belakang pengadopsinya,
atau budaya yang melingkunginya. Oleh karena itu, cerita rakyat mengalami
perkembangan baik dari cara penuturanya maupun isinya, namun tidak melenceng
dari arti sesungguhnya cerita rakyat tersebut. Dengan latar belakang sserta
perbedayaan budaya, akhirnya cerita rakyat dalam penyampainya pun mengalami
keuinikan misalnya alat-alat peraga, bunyi-bunyian sebagai pengiring cerita
rakyat tersebut. Misalnya kecapi, terbang, rebana, gambang dsb. Atau bahkan
dengan lagu-lagu sesuai tradisi masyarakat tersebut. Sehingga cerita rakyat
selain dapat mengakrabkan masyarakat juga mampu menghidupkan kembali tradisi
atau kebudayaan masyarakat.
Penyebaran cerita rakyat juga banyak dilakukan melalui
pementasan teater rakyat, atau bahkan sampai juga pada penyampaian cerita
rakyat yang dianggap sakral, dan hanya diadakan dalam upacar-upacara tertentu.
Terkadang penuturnyapun merupakan orang pilihan dan orang tertentu yang
memiliki kekuatan ghaib yang tidak
terlepas dari kehidupan manusia dan
masyarakatnya.
Dari beberapa hal tersebut, cerita rakyat selain sebagai
hiburan, ternyat mampu sebagai (1) sarana pendidikan. Sebenarnya, leawat cerita
rakyat tersebut, sesungguhnya penutur atau penyampai ingin menyampaikan pesan atau amanat yang
dapat bermanfaat bagi perkembangan watak dan kepribadian para pendengarnya. Tetapi
jika pesan itu disampaikan secara langsung kepada orang yang hendak dituju
sebagai nasihat, maka daya pukau dari apa yang disampaikan akan hilang, bahkan
kemungkinan akan terjadi penolakan terhadap nasihat atau pesan tersebut. Lewat
cerita rakyat, pesan atau nasihat tersebut akan lebih mudah diterima jika
terangkum dalam cerita yang mengasyikan, sehingga tanpa disadari pendengar
telah menyerap ajaran-ajaran yang terkandung dalam cerita sesuai dengan taraf
dan tingkat kedewasaan jiwanya
masing-masing.
Cerita rakyat juga mempunyai peran sebagai (2) penggalang
rasa kesetia kawanan dianatara warga masyarakat yang menjadi pemilik cerita
rakyat tersebut. Hal tersebut terbentuk karena didukung oleh persamaan sikap,
pandangan dan penghayatan nilai-nilai, sehingga bila ada nilai-nilai yang
menyimpang akan ada tentangan secara kolektif, karena persatuan mereka telah
merambah terhadap bawah alam sadar.
(3) Cerita rakyat mempunyai peran sebagai pengokohan
nilai-nilai sosial budaya dalam masyarakat. Dalam cerita rakyat terkandung
ajaran-ajaran etika-moral yang bisa dipaki sebagai pedoman bagi warga
masyarakat. Disamping itu di dalamnya juga terdapat larangan dan pantangan yang
perlu dihindari. maka, bagi masyarakat, cerita rakyat mampu menjadi tuntunan
tingkah laku dalam pergaulan sosial. Dan (4) Cerita rakyat ternyata juga mampu
menjadi pengontrol kehidupan sosial. Betapa peran cerita rakyat begitu besar
tanpa kita sadari.
Pentingnya
Meng-Abadikan sebagai
perlawanan terhadap Lunturnya
Nilai-Nilai kehidupan Sosial.
Dalam menelaah peran
cerita rakyat tersebut, maka menjadi jelaslah bahwa cerita rakyat bukan hanya
sebatas berfungsi sebagai hiburan kasat mata yang memuaskan sang pendengar dan
tidak berbekas apa-apa. Namun
sebaliknya, cerita rakyat mampu melebarkan sayapnya sehingga perannya begitu
banyak dan penting dalam rangka sebagai
usaha membina masyarakat dan kebudayaan Indonesia pada umumnya serta kebudayaan
daerah pada khusunya.
Namun, seiring zaman
berlalu, dan masyarakat telah mengalami kemajuan yang begitu jauh, cerita
rakyat mulai ditinggalkan dan justru masyarakat berlari kencang mengejar budaya
visual dan lebih mengedepankan rasionalitas sebagi ciri manusai modern,
alhasil, justru bukan masyarakat semakin modern namun semakin jahiliyah, sebagai
bukti nyata, dalam pergaulan sosial sudah tidak mempertimbangkan nilai-nilai,
baik nilai kebudayaan, sisoal bahkan kesatuan pun telah luntur adanya. Masyarakat
lebih mengedepankan individualisme, hedonisme, egoisme serta materialisme, sebagai
produk modernisasi. Oleh karena itu, lunturlah keramahan sosial, penghargaan
sosial, persatuan serta kepedulian, yang ada hanyalah kejahatan, serta rasa
ingin menang demi kepentingan pribadi.
Sebagai contoh yang tengah
marak di Indonesia yaitu, kedurhakaann berjamaah, dalam hal ini perlawanan
terhadap keluarga, kesabaraan serta penerimaan atas taqdir, traviking, Korupsi,
bahkan budaya baru yang tengah berkembang yaitu acuh terhadap kearifan
lokalnya. Padahal, jika lebih ditelaah lebih lanjut lewat cerita rakyat,
misalnya lewat malin kundang telah diceritakan bahwa perlawanan terhadap keluarga bahkan khusunya ibu
terdapat kutukan menjadi batu, itu artinya pelarangan keras. Serta lewat cerita
tangkuban prahu, mengajarkan kita untuk bersabar terhadap segala sesuatu yang
kita terima, serta lewat cerita Sang kuriyang dan Dayang Sumbi dari Jawa Barat
yang memberikan pesan moral diakhir ceritanya yaitu, betapa kejujuran akan mendatangkan seribu
kebaikan dan kebohongan akan mendatangkan kerugian yang bertubi-tubi. Bahkan
dari cerita Arya Kamndaka dari Banyumas telah menyiratkan perjuangan yang
begitu besar untuk mendapatkan sesuatu, di dalamnya terdapat pesan moral, bahwa
perjuangan serta kegigihan akan menghapus keinginan-keinginan instan dalam
mendapatkan suatu hal. Karena perjuangan serta kegigihan dengan bumbu kesabaran
adalah kunci sukses.
Berbeda dengan sekarang,
sebagai produk modernisasi dan alam pikir masyarakat telah tergerus arusnya,
sehingga instanisasi adalah menjadi hal yang diperebutkan, korupsi adalah
buktinya, serta traviking merupakan hal yang mendukungnya, serta berujung pada
egiosme, materialisme yang menghalalkan segala cara.
Cerita rakyat sebagai
identitas Indonesia yang majemuk dengan segala perannya dirasa mampu menjadi
senjata untuk melawan budaya modern yang tengah menjamur di masyarakat. Oleh karena
itu, meng-abadikan cerita rakyat merupakan hal yang seharusnya dilakukan, demi
mempertahankan lokalitas, serta menanamkan kesadaran kultural bagi masyarakat
yang tengah tenggelam dalam arus modern.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar