Semangat.....

Success Will Never come to you but you must search it.....

Selasa, 21 Februari 2012

Essay


MENG_ABADIKAN CERITA RAKYAT

Sesuai dengan kodratnya, manusia senantiasa membutuhkan kerja sama dengan orang lain; Mahluk Sosial. Hidup akan terasa aman dan tentram bila berada dalam kelompok sesama manusia tersebut. Menggunakan akal budinya, manusia mengembangkan cara-cara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik jasmanisah maupun rokhaniyah, dan dengan cara itu manusia melahirkan kebudayaan yang dapat menjamin kepentingan bersama. Kebudayaan sebagai hasil akal budi manusia hanya dapat dimiliki oleh suatu masyarakat dengan mempelajarinya secara telaten.
Mempelajari kebudayaan serta mengembangkannya lebih lanjut merupakan salah satu kemampuan manusia menggunakan dan mengembangkan lambang untuk berkomunikasi; oleh karena itu, bahasa sebagai sistem lambang baik lisan maupun tertulis  menjadi salah satu unsur kebudayaan manusia.
Lewat bahasa, manusia mampu menyampaiakn pikiran dan perasaannya, pengalaman-penalamannya sesuai daya pemahamannya terhadap peristiwa-peristiwa yang telah silam. Bahasa merupakan sistematika yang tertib menurut kaidah-kaidah untuk saling berkomunikasi.
Oleh karena itu, setiap bahasa dianggap sempurna bila ditelisisk lebih jauh.  Lewat sipemilik atau daya dukung bahasa serta kebudayaanya. Berawal dari pemakaian bahasa, kebudayaan dapat diwariskan turun-temurun, dengan segala perubahan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan zaman yang dilaluinya. Karena pada dasaranya, kebudayaan akan senantiasa berubah, sesuai kedinamisan masyarakat pendukungnya.
Oleh karena itu, dalam jalan pewarisan budaya manusia tidak hanya leterlek terhadap apa yang ia dapat namun cenderung ingin mengembangkannya sesuai pemahaman dan tantangan yang dihadapi masyarakat yang di sekitarnya. Namun perlu diingat bahwa tidak semua unsur kebudayaan tersebut gampang untuk dirubah, khususnya yang terangkum dalam tatanan nilai, norma kaidah dan aturan yang melandasi segala tingkah laku masyarakat tersebut.
Dari hal tersebut, juga tidak pula semua unsur kebudayaan dapat dipahami tanpa adanya media atau sang penyampai serta pembimbing untuk memahamkannya, salah satunya yaitu lewat sosialisasi yang justru lebih konservatif, melalui pendidikan, atau peran orang tua atau senior.
Dalam hal ini, cerita rakyat sebagai salah satu aset budaya bangsa merupakan salah satu dari beberapa unsur kebudayaan yang tidak mampu dipahamai tanpa adanya media terutama lewat bahasa seperti yang tertera diatas, serta medias yang seharusnya ikut andil di dalamnya.

Cerita Rakyat

            Secara harfiah cerita rakyat adalah suatu cerita yang pada dasarnya disampaikan oleh seseorang ke orang lain secara lisan. Tokoh-tokoh dan peristiwa-peristiwa dalam cerita tersebut pernah terjadi di masa lampau atau hasil rekaan ssemata-mata melalui cerita tersebut.
            Karena cerita rakyat dituturkan secara lisan maka unsur utamanya adalah bahasa. Dan bahasa merupakan sistem lambang yang dianggap lengkap dalam arti dapat memenuhi kebutuhan pemakai sebagai penutur aslinya, maka cerita rakyatpun tentu mengandung pengungkapan yang sesuai dengan alam serta cita rasa penuturnya. Dengan demikian wajarlah bila sipenutur merasa akrab jika cerita rakyat dituturkan dengan bahasa ibu.  Di Indonesia, sebagian besar cerita rakyat dituturkan dalam bahasa daerah. Hal tersebeut bertujuan untuk menyajikan cerita rakyat sesuai cita rasa aslinya, namun sesuai kondisi Indonesia yang majemuk dari sabang sampai merauke, serta berbagai bahasa agar cerita rakyat tersebut tersosialisasikan dan tidak mudah tenggelam akhirnya di satukan dalam bahasa ibu yaitu bahasa indonesia, walau dengan konsekwensi sedikit hilangnya kelembutan cita rasa dan kekhasan daerah yang tidak terungkap.
            Pada dasarnya, cerita rakyat merupakan pengungkapan cita suatu masyarakat yang memilikinya secara kreatif dan komunikatif. Dengan melalui cerita rakyat segala khayalan dan angan-angan yang tidak dijumpai dalam alam kenyataan dapat dituturkan. Berbeda dengan kesusasteraan tertulis, cerita rakyat pada umumnya tidak lagi dikenal pengarangnya maupun penulisnya, karena cerita itu dianggap sebagai miliki masyarakat yang mendukungya. Dengan cerita rakyat yang dituturkan dari mulut kemulut, akhirnya cerita rakyatpun mengalami perubahan bahkan terkadang penyimpangan dari bentuk aslinya, sehingga dalam penyebarannyapun, mengalami perubahan yang signifikan. Akhirnya lahirlah cerita rakyat dari berbagai versi, akhirnya cerita rakyat merupakan bentuk kesenian yang hidup dan selalu berubah dan berkembang menurut selera dan citarasa penuturnya yang lebih kemudian.
            Namun, cerita rakyat merupakan suatu kesenian yang amat penting bagi study kebudayaan ataupun study masyarakat, sebagai wacana atau bahkan pegangan ketika mengalami pergeseran sosial.

            Peran Cerita Rakyat dalam Kehidupan Sosial-Budaya

            Jika ditelaah lebih jauh, cerita rakyat yang hidup di kalangan masyarakat memiliki peran yang sungguh bermacam-macam. Selain sebagai bentuk hiburan, dengan mendengarkan cerita rakyat atau di zaman sekarang membaca cerita rakyat seperti dongeng, atau legenda, seakan-akan sang pendengar atau sang pembaca diajak untuk berfantasi kealam lain yang tidak dijumpai dalam penglaman hidup sehari-hari.
            Dengan kemajemukan masyarakat Indonesia, cerita rakyatpun akhirnya mengalami perubahan sesuai versi atau latar belakang pengadopsinya, atau budaya yang melingkunginya. Oleh karena itu, cerita rakyat mengalami perkembangan baik dari cara penuturanya maupun isinya, namun tidak melenceng dari arti sesungguhnya cerita rakyat tersebut. Dengan latar belakang sserta perbedayaan budaya, akhirnya cerita rakyat dalam penyampainya pun mengalami keuinikan misalnya alat-alat peraga, bunyi-bunyian sebagai pengiring cerita rakyat tersebut. Misalnya kecapi, terbang, rebana, gambang dsb. Atau bahkan dengan lagu-lagu sesuai tradisi masyarakat tersebut. Sehingga cerita rakyat selain dapat mengakrabkan masyarakat juga mampu menghidupkan kembali tradisi atau kebudayaan masyarakat.
            Penyebaran cerita rakyat juga banyak dilakukan melalui pementasan teater rakyat, atau bahkan sampai juga pada penyampaian cerita rakyat yang dianggap sakral, dan hanya diadakan dalam upacar-upacara tertentu. Terkadang penuturnyapun merupakan orang pilihan dan orang tertentu yang memiliki  kekuatan ghaib yang tidak terlepas  dari kehidupan manusia dan masyarakatnya.
            Dari beberapa hal tersebut, cerita rakyat selain sebagai hiburan, ternyat mampu sebagai (1) sarana pendidikan. Sebenarnya, leawat cerita rakyat tersebut, sesungguhnya penutur atau penyampai  ingin menyampaikan pesan atau amanat yang dapat bermanfaat bagi perkembangan watak dan kepribadian para pendengarnya. Tetapi jika pesan itu disampaikan secara langsung kepada orang yang hendak dituju sebagai nasihat, maka daya pukau dari apa yang disampaikan akan hilang, bahkan kemungkinan akan terjadi penolakan terhadap nasihat atau pesan tersebut. Lewat cerita rakyat, pesan atau nasihat tersebut akan lebih mudah diterima jika terangkum dalam cerita yang mengasyikan, sehingga tanpa disadari pendengar telah menyerap ajaran-ajaran yang terkandung dalam cerita sesuai dengan taraf dan tingkat kedewasaan  jiwanya masing-masing.
            Cerita rakyat juga mempunyai peran sebagai (2) penggalang rasa kesetia kawanan dianatara warga masyarakat yang menjadi pemilik cerita rakyat tersebut. Hal tersebut terbentuk karena didukung oleh persamaan sikap, pandangan dan penghayatan nilai-nilai, sehingga bila ada nilai-nilai yang menyimpang akan ada tentangan secara kolektif, karena persatuan mereka telah merambah terhadap bawah alam sadar.
            (3) Cerita rakyat mempunyai peran sebagai pengokohan nilai-nilai sosial budaya dalam masyarakat. Dalam cerita rakyat terkandung ajaran-ajaran etika-moral yang bisa dipaki sebagai pedoman bagi warga masyarakat. Disamping itu di dalamnya juga terdapat larangan dan pantangan yang perlu dihindari. maka, bagi masyarakat, cerita rakyat mampu menjadi tuntunan tingkah laku dalam pergaulan sosial. Dan (4) Cerita rakyat ternyata juga mampu menjadi pengontrol kehidupan sosial. Betapa peran cerita rakyat begitu besar tanpa kita sadari.


             Pentingnya Meng-Abadikan sebagai
perlawanan terhadap Lunturnya Nilai-Nilai kehidupan Sosial.

Dalam menelaah peran cerita rakyat tersebut, maka menjadi jelaslah bahwa cerita rakyat bukan hanya sebatas berfungsi sebagai hiburan kasat mata yang memuaskan sang pendengar dan tidak berbekas apa-apa.  Namun sebaliknya, cerita rakyat mampu melebarkan sayapnya sehingga perannya begitu banyak dan  penting dalam rangka sebagai usaha membina masyarakat dan kebudayaan Indonesia pada umumnya serta kebudayaan daerah  pada khusunya.
Namun, seiring zaman berlalu, dan masyarakat telah mengalami kemajuan yang begitu jauh, cerita rakyat mulai ditinggalkan dan justru masyarakat berlari kencang mengejar budaya visual dan lebih mengedepankan rasionalitas sebagi ciri manusai modern, alhasil, justru bukan masyarakat semakin modern namun semakin jahiliyah, sebagai bukti nyata, dalam pergaulan sosial sudah tidak mempertimbangkan nilai-nilai, baik nilai kebudayaan, sisoal bahkan kesatuan pun telah luntur adanya. Masyarakat lebih mengedepankan individualisme, hedonisme, egoisme serta materialisme, sebagai produk modernisasi. Oleh karena itu, lunturlah keramahan sosial, penghargaan sosial, persatuan serta kepedulian, yang ada hanyalah kejahatan, serta rasa ingin menang demi kepentingan pribadi.
Sebagai contoh yang tengah marak di Indonesia yaitu, kedurhakaann berjamaah, dalam hal ini perlawanan terhadap keluarga, kesabaraan serta penerimaan atas taqdir, traviking, Korupsi, bahkan budaya baru yang tengah berkembang yaitu acuh terhadap kearifan lokalnya. Padahal, jika lebih ditelaah lebih lanjut lewat cerita rakyat, misalnya lewat malin kundang telah diceritakan bahwa perlawanan  terhadap keluarga bahkan khusunya ibu terdapat kutukan menjadi batu, itu artinya pelarangan keras. Serta lewat cerita tangkuban prahu, mengajarkan kita untuk bersabar terhadap segala sesuatu yang kita terima, serta lewat cerita Sang kuriyang dan Dayang Sumbi dari Jawa Barat yang memberikan pesan moral diakhir ceritanya yaitu,  betapa kejujuran akan mendatangkan seribu kebaikan dan kebohongan akan mendatangkan kerugian yang bertubi-tubi. Bahkan dari cerita Arya Kamndaka dari Banyumas telah menyiratkan perjuangan yang begitu besar untuk mendapatkan sesuatu, di dalamnya terdapat pesan moral, bahwa perjuangan serta kegigihan akan menghapus keinginan-keinginan instan dalam mendapatkan suatu hal. Karena perjuangan serta kegigihan dengan bumbu kesabaran adalah kunci sukses.
Berbeda dengan sekarang, sebagai produk modernisasi dan alam pikir masyarakat telah tergerus arusnya, sehingga instanisasi adalah menjadi hal yang diperebutkan, korupsi adalah buktinya, serta traviking merupakan hal yang mendukungnya, serta berujung pada egiosme, materialisme yang menghalalkan segala cara.
Cerita rakyat sebagai identitas Indonesia yang majemuk dengan segala perannya dirasa mampu menjadi senjata untuk melawan budaya modern yang tengah menjamur di masyarakat. Oleh karena itu, meng-abadikan cerita rakyat merupakan hal yang seharusnya dilakukan, demi mempertahankan lokalitas, serta menanamkan kesadaran kultural bagi masyarakat yang tengah tenggelam dalam arus modern.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar